Sunday, February 24, 2019

Essay tema pajak




MEMBANGUN KONSTRIBUSI PAJAK
DI ERA MILENIAL
Dimulai dari pengertian pajak, pajak merupakan pungutan wajib menurut undang-undang  yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Adapun sisi pajak dari segi perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat atau sektor individu kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber  daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
            Nah, pajak di Indonesia dibedakan menjadi dua macam, yakni pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah pusat, seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan bea materai. Sedangkan kebalikannya, pajak daerah adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah daerah. Pajak daerah terbagi kedalam 2 wilayah yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten atau kota masyarakat.
            Di era milenial ini, tentunya banyak pengeluaran negara yang harus digunakan untuk belanja negara. Tentu setiap negara ataupun masing-masing suatu wilayah tidak akan bisa bertahan bila tidak ada sumber pendapatan untuk kas negaranya masing-masing. Banyak sumber pendapatan yang dimaksud, salah satunya pajak. Setiap tahun, pajak selalu menyumbang pendapatan paling besar dari keseluruhan penerimaan negara di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri sektor pajak masih tetap paling dominan dalam mendukung pendapatan negara dibanding sektor-sektor lain semacam penerimaan keuntungan Sumber Daya Alam  migas atau penerimaan non-migas.
            Akhir-akhir ini kerap kali banyak bencana yang timbul pada era globalisasi ini. Semakin bertambahnya usia bumi, semakin bertambah pula bencana alam di dalamnya. Bisa kita saksikan banyak sekali kerugian, baik dari kerugian harta benda dan korban jiwa yang berceceran akibat bencana tersebut. Tentu mereka pasti memerlukan dana bantuan demi kelangsungan hidup mereka kembali. Pemerintah pasti yang akan mengusahakan bantuan itu. Maka dari itu, hasil kas negara dapat dikurangi untuk menggalang bantuan dana. Tapi kas negara tidak akan banyak bila tidak didorong dengan upaya pentingnya pajak. Maka dari itu, pajak juga sangat berguna dalam upaya negara untuk mengabdikan diri pada rakyatnya.
Lantas mengapa orang selalu mengeluh saat disuruh membayar pajak?  Jawabannya goblok goblokan ya, begini, untuk mendanai negara itu pasti. Yang saya tahu orang tua  saya hanya membayar pajak kendaraan bermotor dan pajak bumi bangunan. Padahal tentu banyak alur untuk penerimaan pajak. Apa gunanya ? Untuk membiayai gaji pegawai negeri salah satunya, setahu saya. Selain itu untuk pembangunan fisik berupa jalan dan jembatan dapat kita rasakan manfaatnya. Di Trenggalek misalnya banyak sekali pembangunan jalan raya, perbaikan jembatan yang rusak, pembangunan mushola,banyak tenaga kerja. Dana itu semua diperoleh darimana? Pajak tentunya.Yang merasakan nikmatnya siapa? Yang membayar pajak tentunya. Lantas mengapa orang selalu mengeluh atas itu semua? Padahal itu semua diperuntukkan guna membangun daerah mereka.
Pajak merupakan hal yang sangat dominan dalam kehidupan di era globalisasi. Dengan demikian pajak sangat berperan penting bagi kaum muda era milenial ini . Generasi milenial selalu tumbuh dengan adanya kemajuan teknologi, informasi, kebebasan untuk memilih dan lain sebagainya. Generasi ini pula bebas dalam menentukan ingin menjadi seperti apa dia kelak. Akan tetapi kebebasan di sini maksudnya adalah masih dalam koridor yang positif. Kenapa bisa dikatakan generasi bebas? Karena besarnya peluang yang ada dan perubahan sifat orang tua yang lebih supportif dibanding orang tua sebelumnya.
Munculnya generasi milenial membuat pelaku usaha harus memutar otak karena karateristik generasi ini sangat dinamis. Apa itu generasi milenial ? Millennialis atau kadang juga disebut dengan generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah Generasi X, yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980- 2000an. Maka ini berarti millenials adalah generasi muda yang berumur 17- 37 pada tahun ini. Millennialis sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan kemodernan dan kecanggihan teknologi baik informasi maupun teknologi komunikasi.
Generasi millennials memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka lahir pada saat TV berwarna, handphone juga internet sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam mengperasikan dan memanfaatkan keuntungan teknologi.
Di Indonesia sendiri dari berjuta- juta penduduk yang telah tercatat, terdapat beberapa juta yang merupakan generasi millenials atau berusia 17- 37 tahun. Hal ini berarti Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk membangun negaranya. Tapi, kemanakah mereka pergi? Apakah mereka bersembunyi? Iya, bersembunyi dibalik pandainya teknologi.
Sungguh khawatir,  jika kita melihat ke dunia sosial media, generasi millennials sangat mendominasi jika dibandingkan dengan generasi X. Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi millenials belum banyak yang sadar akan kesempatan dan peluang di depan mereka. Generasi millennials cenderung lebih tidak peduli terhadap keadaan sosial di sekitar mereka seperti dunia politik ataupun perkembangan ekonomi Indonesia. Kebanyakan dari generasi millenials hanya peduli untuk membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme. Memiliki visi yang tidak realistis dan terlalu idealistis, yang penting bisa gaya.
Nah, maka dari itu di esai kali ini saya akan membahas bagaimana penggabungan antara kaum milenial dan perputaran otak untuk memajukan kostribusi perpajakan yang sesuai dengan era kemajuan zaman. Selain itu, disii saya akan membahas bagaimana peran serta masyarakat milenial yang konon katanya “pandai” untuk mengoperasikan kecanggihan alat dan otak demi terselenggaranya perpajakan yang makmur dan memadai.
 Bagaimana solusinya agar konstribusi pajak bisa sukses terbangun di era milenial ini?
Sebagai generasi yang cerdas dan mandiri tentunya harus  memikirkan pembangunan pajak yang mudah dilakukan oleh anak zaman “now” atau bisa disebut anak zaman sekarang. Mereka hanya perlu berfikir.Yang pertama kali dipikirkan yaitu pentingnya pajak bagi kaum muda saat ini. Banyak inovasi yang muncul dari para kaum milenial melalui pentingnya penyebaran pajak bagi lingkungan sekitar. Inovasi disini berarti gagasan baru yang kreatif atau menciptakan hal-hal yang baru.
Pertama,mereka tumbuh dengan IPTEK, dan seharusnya mereka juga bisa memberikan inovasi tentang pajak melalui IPTEK. Dengan begitu, IPTEK bisa mereka terapkan kepada pajak. Mereka bisa memunculkan ide kreatif mengenai bagaimana mengelola pajak dengan karangan ide terbaru mereka. Kemudian mereka juga bisa mensosialisasikan kepada masyarakat luas melalui sosial media tentang anjuran kepada masayarakat untuk membayar pajak dan pentingnya pajak bagi kalangan luas.Namun mereka lakukan dengan kekreatifan dan inspirasi dan kaum milenial yang memiliki kecerdasan dan kemauan yang luar biasa.
Namun, permasalahan mutlak lain yang harus dihadapi generasi milenial antara lain terbatasnya sumber-sumber dana yang dihasilkan dari sektor pajak. Ini artinya dari sejumlah penerimaan dari sektor pajak tersebut masih ada peluang untuk ditingkatkan dengan cara  menambah daftar wajib pajak baru sehingga efeknya juga akan menambah penerimaan negara sektor pajak. Sektor pajak memang butuh diprioritaskan lebih mendalam agar menjadi sumber penerimaan negara yang dapat menutup defisit anggaran dan dapat menutup hutang hutang negara .
 Media sosial, merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kalangaan anak muda. Termasuk saya sendiri, kalau tidak hidup dengan internet, instragam, dan lainnya mungkin hidup serasa ada yang “kurang”. Anak zaman sekarang sering pula memanfaatkan sosial media untuk memperoleh penghasilan. Misalnya mereka dapat memperoleh uang dari hasi endorsment,dan lainnya. Jika mereka bisa memperoleh pendapatan dari internet, transakasi pembayaran yang serba online, mereka juga bisa memutar otak untuk membangun konstribsi pajak dengan baik dan meningkatkan mutu nya lewat pembayaran online.
Pemanfaatan internet dan media sosial sebagai sumber penghasilan dan munculnya berbagai jenis pengusaha online menimbulkan adanya transaksi digital, yaitu jual beli barang atau jasa secara elektronik yang dapat disebut e-commerce. E-commerce juga dapat diartikan sebagai proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik. Semua hal tersebut dapat menjadi ajang untuk memperluas potensi pajak dan untuk mengoptimalkan jumlah pendapatan pajak di Indonesia.
            Kedua meningkatkan gerakan sadar pajak bagi mereka sendiri. Mungkin saat ini Indonesia masih bisa bernafas lega terhadap utang-utang nya kepada luar negeri. Namun tidakkah mereka sadari bahwa, kebiasaan diri untuk sadar pajak akan mempengaruhi pola pikir mereka untuk menggantikan para lembaga-lembaga sekarang di masa yang akan datang. Siapa lagi yang berperan memimpin dan memajukan bangsa Indonesia kalau bukan kaum muda milenial saat ini? Orang yang mampu menularkan sadar pajak kepada dirinya sendiri dan seluruh lingkungan sekitar berarti ia telah membentuk Indonesia yang cerdas, maju, dan bermutu tinggi, dan bahkan sampai menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian Internasional.
            Ketiga, dapat dilakukan oleh guru atau dosen untuk mempersiapkan kaum muda milenial yang berperan baik dalam sektor perpajakan. Misalnya guru atau dosen menggandeng Ditjen Pajak untuk memberi cekokan ilmu dan bahan dasar pengajaran mengenai sektor perpajakan sehingga dapat memunculkan pula mahasiswa berkompeten yang peduli pajak.
            Berbicara melalui Ditjen Pajak. Peran Ditjen Pajak sangat utama. Selain menggandeng para dosen,ditjen pajak memiliki alur lain untuk meningkatkan upaya konstribusi pajak diantaranya menjalankan dengan baik semua visi misi nya tanpa adanya pelanggaran apapun dan dapat dilakukan pula dengan memilih duta inklusi yang berasal dari para pendidik untuk lingkungan Ditjen Pajak.
            Cara keempat selanjutnya ialah menetapkan inovasi Standar Baru Kepemimpinan. Ada faktor yang sangat mempengaruhi dalam menjadikan milenial sebagai pempimpin di masa depan, salah satunya dalam sekotor pajak. Pemimpin disini dapat diartikan sebagai pemimpin yang taat aturan negara. Faktor yang pertama, apabila generasi baby boomer sudah mulai pensiun, hal tersebut akan menyebabkan keksosongan dalam kursi jabatan.Kedua, baby boomer yang berpengalaman ingin berada di posisi yang sama. Ketiga, pemimpin muda dengan usia di bawah 30 tahun semakin banyak disukai oleh rakyat di lingkungan suatu negaranya.
Pemimpin milenial akan bisa lebih memprioritaskan nilai, etika, fleksibilitas, dan mutu balik yang kualitasnya terjamin. Namun meskipun milenial lebih pemalu dari generasi sebelumnya, mereka juga memiliki motivasi yang tinggi. Setidaknya generasi ini akan mendefinisikan arah kepemimpinan yang lebih baik.
Cara yang kelima adalah dengan belajar sungguh sungguh untuk  mengabdikan diri dalam membangun konstribusi pajak di era milenial yang dipenuhi dengan berbagai macam informasi dan teknologi. Sebab kaum pelajar sangat dibutuhkan negara. Setiap insan dalam kehidupan bernegara  pasti dapat meluangkan waktu untuk ikut dalam pembangunan bangsa. Dan kita sebagai generasi muda memiliki peran sebagai penerus dalam pembangunan yang telah dibangun oleh para generasi sebelumnya, karena peran generasi muda sangat diperlukan untuk melanjutkan proses pembangunan tersebut. Disadari atu tidak,  pemuda memiliki peran dan fungsi besar dalam pembangunan bangsa. Pemuda merupakan aktor dan aktris dalam pembangunan. Pemuda berperan aktif dalam segala aspek pembangunan bangsa. Pembangunan bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh warga Indonesia. Setiap warga negara Indonesia harus ikut serta dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dalam bidang pajak diperlukan upaya pengolahan yang konservatif tanpa memperhatikan kepentingan individu namun harus memperhatikan kepentingan kelompok guna membangun sumbang asih untuk negeri dalam dunia perpajakan.
Pembangunan pajak di era milenial sangat mendominasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang begitu beranekaragam jenis atau macamnya. Misalnya dalam perdagangan diperlukan pajak kios atau pajak lapak, untuk penduduk pribumi misalnya pajak bumi dan bangunan bahkan pajak kendaraan bermotor untuk pengguna lalu lintas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kaum milenial sangat memiliki peran yang dominan guna menghindari efek bencana alam negeri yang berakibat fatal bagi pembangunan ekonomi. Diperkirakan hanya 13 persen kaum muda yang peduli terhadap pajak. Kepedulian terhadap pajak dapat dilakukan dengan sosialisasi dan pendidikan yang memadai dan berpikiran matang dan brilian demi berjalan lacarnya pembangunan perpajakan dengan sumber daya Indonesia yang melimpah ruah dengan teknologi dan informasi yang sangat berkembang tanpa adanya hal-hal yang kuno dan tradisional.